sebagai hari ketika mereka keluar dari keuangan merah dan masuk ke "black," atau keuntungan.
Baca Juga: Ramuan Herbal untuk Mengatasi Batuk yang Sulit Sembuh
Istilah ini kemudian digunakan secara nasional oleh toko-toko dan penjual ritel pada hari setelah Thanksgiving.
Dalam beberapa tahun terakhir, Black Friday tumbuh menjadi perayaan belanja paling akbar di dunia.
Para konsumen di seluruh dunia menantikan acara ini dan bersiap-siap untuk memburu penawaran dan diskon besar-besaran pada banyak produk.
Baca Juga: Park Seo-Joon dan Han So-hee Bersatu Melawan Monster di Teaser Makhluk Gyeongseong
Dalam beberapa kasus, toko bahkan membuka gerainya di tengah malam atau bahkan di pagi hari Jumat untuk menarik pelanggan mereka dengan diskon awal.
Black Friday juga telah berkembang secara online, dengan toko online menawarkan penawaran yang tidak kalah menggiurkan dari toko fisik.
Meskipun Black Friday menjadi perayaan belanja paling akbar di dunia, ada implikasi dari fenomena jual beli ini terhadap lingkungan.
Baca Juga: Judul: Jokowi Resmikan Dua Bandara Baru di Papua untuk Meningkatkan Konektivitas
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kritikus telah mengkritik besarnya produksi dan konsumsi yang terjadi pada acara ini,
serta pengaruhnya terhadap perubahan iklim. Selain itu, di beberapa toko fisik,
Black Friday juga dapat menjadi berbahaya karena kerumunan yang berlebihan pada mal atau pusat perbelanjaan.
Baca Juga: Viral! Bayi Prematur 1,5 Kg Meninggal Disebut Usai Newborn Photography
Black Friday telah menjadi perayaan belanja yang sangat diantisipasi oleh masyarakat di seluruh dunia.