informasi

Perspektif Sosiologi: Struktural Fungsional, Konflik, dan Simbolik Interaksionisme

Rabu, 15 November 2023 | 06:00 WIB
Sosiologi, antropologi, dan psikologi saling berkaitan dalam memahami perilaku dan interaksi manusia. (Pexels/fauxels)

 

Catatanfakta.com - Dalam ilmu sosiologi, terdapat tiga perspektif utama yang digunakan untuk memahami fenomena sosial, yaitu perspektif struktural fungsional, perspektif konflik, dan perspektif simbolik interaksionisme. Ketiga perspektif ini digunakan oleh sosiolog untuk menganalisis, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia dalam berbagai konteks sosial, dengan fokus pada struktur sosial, kekuatan dan konflik yang muncul, serta interaksi antar individu dalam masyarakat.

Perspektif Struktural Fungsional (Functionalism)

Perspektif struktural fungsional, atau kadang disebut fungsionalisme, menekankan pada bagaimana masyarakat membentuk struktur yang menjaga keseimbangan dan stabilitas sosial. Sosiolog yang menggunakan perspektif ini berpendapat bahwa masing-masing bagian dalam struktur sosial memiliki fungsi tertentu yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mencapai keserasian sosial.

Struktural fungsionalisme banyak dipengaruhi oleh pemikiran Émile Durkheim dan Talcott Parsons. Dalam perspektif ini, masyarakat dianggap sebagai sistem yang terdiri dari institusi-institusi fundamental seperti keluarga, pendidikan, agama, dan pemerintahan, yang mana semuanya berfungsi demi keberlangsungan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Baca Juga: Perspektif Sosiologi: Menjadi Paham tentang Konsep Struktural Fungsional, Konflik dan Simbolik Interaksionisme

Perspektif Konflik (Conflict Theory)

Perspektif konflik berfokus pada konflik dan ketimpangan yang ada dalam masyarakat sebagai sumber utama perubahan sosial. Teori konflik didasarkan pada pemikiran Karl Marx dan lainnya yang menekankan peran konflik antara kelas sosial sebagai pendorong perubahan dalam tatanan sosial.

Dalam perspektif ini, masyarakat tidak selalu harmonis, namun dikuasai oleh kelompok-kelompok yang memperebutkan sumber daya dan kekuasaan. Penekanan dalam teori konflik adalah pada persaingan, ketidakadilan, dan perbedaan kepentingan antara kelompok-kelompok sosial yang menghasilkan perubahan dan transformasi masyarakat.

Perspektif Simbolik Interaksionisme (Symbolic Interactionism)

Perspektif simbolik interaksionisme fokus pada interaksi sosial yang terjadi di tingkat individu dan mikro. Teori ini didasarkan pada konsep bahwa komunikasi dan interaksi antar individu melibatkan simbol dan tanda yang diberi makna oleh para aktor sosial tersebut.

Ahli sosiologi seperti George Herbert Mead dan Erving Goffman banyak memberikan sumbangsih dalam pengembangan perspektif simbolik interaksionisme. Dalam perspektif ini, sosiolog lebih tertarik pada cara individu memahami tindakan mereka sendiri dan orang lain, bagaimana mereka menginterpretasikan dan memberi makna pada perilaku dalam konteks sosial tertentu.

Baca Juga: Strategi Mengatasi Konflik Sosiologi: Menuju Masyarakat Harmonis dan Sejahtera

Ketiga perspektif sosiologi ini saling melengkapi dan memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang masyarakat dan fenomena sosial. Perspektif struktural fungsional menjelaskan bagaimana berbagai elemen dalam masyarakat bekerja sama demi keseimbangan dan stabilitas sosial, sementara perspektif konflik menyoroti perjuangan kekuasaan dan ketidakadilan yang terjadi di antara berbagai kelompok dalam masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB