Catatanfakta.com - Seiring dengan aktivitas Gunung Api Semeru yang cukup dinamis, upaya pencegahan dan mitigasi bencana erupsi telah menjadi prioritas utama.
Salah satu langkah penting yang kali ini dilakukan oleh BNPB adalah melaksanakan gladi peringatan dini Bencana. Gladi ini mencakup pelatihan dan evaluasi sistem pengenalan bahaya serta tindakan respons terhadap potensi erupsi gunung api.
Pentingnya keterlibatan masyarakat desa, seperti Desa Tamansatriyan di Kabupaten Malang, sangatlah krusial dalam kesuksesan gladi Bencana ini. Pemilihan desa ini didasarkan pada survei yang telah dilakukan oleh tim Direktorat Peringatan Dini pada bulan Maret lalu.
Pemantauan mandiri, diseminasi informasi, dan komitmen pelaksanaan protokol dan skenario yang telah disusun akan menjadi bekal bagi masyarakat untuk menghadapi ancaman erupsi.
Alat peringatan dini Bencana memainkan peran penting dalam menghadapi potensi erupsi gunungapi. Selama gladi peringatan dini ini, Tim Siaga Bencana (TSB) dituntut untuk dapat melakukan pemantauan mandiri, merespon peringatan dini bahaya peningkatan aktivitas gunungapi, serta menyebarluaskan peringatan dini bencana kepada seluruh masyarakat desa.
Mengingat gunung api dapat sewaktu-waktu mengalami erupsi secara mendadak, perlu adanya kesadaran yang meluas di masyarakat terkait bahaya gunung api.
Baca Juga: Gunung Ungaran Sudah Bebas Dari Api, Keadaan Aman
Melalui kegiatan gladi peringatan dini Bencana ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan waspada terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi.
Sebagai bentuk komitmen BNPB dalam meningkatkan kapasitas respon masyarakat, kegiatan serupa akan kembali dilaksanakan di tiga lokasi lainnya yang terdampak erupsi Gunungapi Semeru dan Gunung Bromo.
Tiga lokasi ini meliputi Desa Supiturang dan Sumberwuluh di Kabupaten Lumajang serta Desa Ngadisari di Kabupaten Probolinggo.
Baca Juga: Pasca gempa M7,5 Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto akan bertolak menuju Maluku