Di satu sisi, proyek jalan tol dianggap sangat penting bagi Sumatera Barat sebagai proyek strategis nasional.
Namun, di sisi lain, nilai-nilai adat, budaya, dan tradisi harus tetap dijaga dan dilestarikan.
Alwin Benteri berharap bahwa pemimpin tradisional dan pemimpin resmi dapat berkolaborasi dan berkomunikasi untuk memahami serta menghormati keinginan masyarakat, tanpa memaksakan kebijakan yang merugikan mereka.
Pada awalnya, rencana proyek jalan tol Payakumbuh Pangkalan mencakup 5 Nagari, tetapi dengan keputusan JICA ini, rute jalan tol akan dialihkan ke daerah yang tidak mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah untuk lebih melibatkan masyarakat dan pemilik tanah dalam perencanaan infrastruktur yang baru.
Baca Juga: Kedatangan Menteri Pertanian ke Polda Metro Jaya: Skandal KPK Kembali Memanas!
Proyek jalan tol Payakumbuh Pangkalan sempat mengalami penundaan selama hampir empat tahun, namun sekarang akan dilanjutkan dengan komitmen dari JICA dan Kementerian PUPR.
Keberlanjutan proyek ini diterima dengan baik oleh Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin Datuk Bandaro Rajo, yang melihatnya sebagai peluang bagi pembangunan daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat.
Proyek ini diharapkan akan memberikan manfaat besar bagi daerah tersebut, dan pemerintah daerah bersedia mengawasi dan memastikan bahwa proyek ini dilaksanakan secara transparan dan memperhatikan aspirasi warga.
Harapannya adalah bahwa proyek jalan tol ini akan berperan besar dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di Sumatera Barat.