Catatanfakta.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menganggap momen Indonesia disalip oleh Singapura sebagai tuan rumah konser The Eras Tour dari Taylor Swift sebagai sebuah pembelajaran berharga.
Menurutnya, langkah yang diambil oleh pemerintah Singapura dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia.
"Dalam kedepannya, selain fokus pada perizinan dan peningkatan SDM, pemerintah akan memfasilitasi berbagai konser dan event internasional melalui Indonesia Tourism Fund dengan alokasi dana sebesar Rp2 triliun tahun ini," ungkap Sandiaga melalui unggahan di media sosial pada Rabu (6/3).
Baca Juga: Onew dan Taemin SHINee Akan Hengkang dari SM EntertainmentBaca Juga: Onew dan Taemin SHINee Akan Hengkang dari SM Entertainment
Sandiaga Uno juga membagikan video pernyataannya dalam sebuah wawancara televisi, di mana ia menyatakan bahwa keputusan Taylor Swift untuk hanya menggelar konser di Singapura adalah suatu "koreksi" bagi Indonesia.
"Melihat ini sebagai koreksi bagi kita, mungkin ke depan kita bisa bekerja sama karena kunjungan penonton dari Indonesia pasti besar, dan ini juga dapat mengurangi emisi karbon secara keseluruhan," ujar Sandiaga.
Menanggapi hal ini, Sandiaga Uno mengungkapkan rencana untuk menyediakan venue kelas dunia seperti Gelora Bung Karno (GBK) untuk menarik penyelenggaraan konser internasional ke Indonesia.
Baca Juga: Baru Dirilis, Penampakan Lightstick RIIZE Menuai Pro Kontra KNetz Terkait Klaim Plagiat Milik Epik HighBaca Juga: Baru Dirilis, Penampakan Lightstick RIIZE Menuai Pro Kontra KNetz Terkait Klaim Plagiat Milik Epik High
Namun, perlu dicatat bahwa Singapura telah mempersiapkan diri sejak 2022 untuk menjadi pusat wisata, mengambil alih kawasan Singapore Sports Hub pada Desember 2022.
Upaya ini dilakukan untuk mendongkrak ekonomi nasional yang terdampak pandemi.
Pihak Singapura, melalui Kallang Alive Sport Management, aktif mengelola portofolio acara berskala besar, termasuk konser Taylor Swift.
Mereka bekerja sama dengan promotor dan fokus pada penawaran strategis Singapura sebagai tujuan rekreasi unik dengan infrastruktur dan konektivitas yang memadai.
Terkait hal ini, akademisi manajemen pertunjukan musik menyoroti pentingnya kerja lintas lini dan regulasi yang jelas agar Indonesia dapat lebih menarik bagi musisi internasional.