Catatanfakta.com - Penampilan Dian Sastro sebagai Jeng Yah dalam serial Gadis Kretek memang sukses mencuri perhatian, namun tidak hanya karakternya yang jadi sorotan.
Kebaya janggan yang menjadi ciri khas Jeng Yah serial Gadis Kretek turut memikat hati penonton, bahkan menciptakan tren baru di dunia fashion Indonesia.
Dalam serial Gadis Kretek tersebut, Dian Sastro selalu tampil memukau dengan kebaya janggan, sebuah desain kebaya yang memadukan unsur feminin dan maskulin, terutama pada potongan leher yang menonjol.
Baca Juga: Gadis Kretek Memikat Dunia dengan Kisah Emansipasi di Balik Aroma Legendaris
Potongan maskulin ini memberikan sentuhan unik dan kuat pada karakter Jeng Yah, menciptakan identitas yang kuat dan berbeda.
Tidak heran jika kebaya janggan yang dipakai Dian Sastro langsung menjadi perbincangan hangat di kalangan perempuan Indonesia.
Banyak yang terinspirasi untuk mengadopsi gaya ini, terutama saat hang-out bersama sahabat.
Baca Juga: Misteri Cinta di Balik Lintingan Kretek: Sinopsis Serial Gadis Kretek yang Bikin Baper!
Selain memberikan kesan elegan, kebaya ini dianggap sebagai simbol dari sifat mandiri, tegas, dan ambisius, seperti yang ditunjukkan oleh karakter Jeng Yah dalam cerita.
Sosial media pun diramaikan dengan foto-foto para wanita berkebaya janggan, menunjukkan antusiasme mereka terhadap tren baru ini.
Beberapa netizen bahkan menyebutnya sebagai "Revolution Kebaya" yang mampu mengubah pandangan tradisional tentang kebaya menjadi sesuatu yang lebih modern dan eksentrik.
Baca Juga: Kisah Epik Gadis Kretek: Dian Sastrowardoyo dan Keindahan Kisahnya yang Autentik
Dengan demikian, kebaya janggan Dian Sastro bukan hanya menjadi tren fashion, tetapi juga menginspirasi perempuan Indonesia untuk mengekspresikan kepribadian mereka melalui busana.
Trend hang-out ala Jeng Yah ini sepertinya akan terus berkembang dan menciptakan gelombang positif di kalangan wanita Indonesia.