Catatanfakta.com - Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2023 menjadi saksi penayangan perdana film kontroversial berjudul 'SARA', karya terbaru sutradara Ismail Basbeth.
Dalam pengakuan terbaru, Ismail Basbeth mengungkapkan bahwa film SARA tidak hanya sekadar kisah pribadi, tetapi juga terinspirasi oleh aktivis transpuan kontroversial, Shinta Ratri.
Ismail Basbeth, yang awalnya ingin mengangkat cerita tentang keresahan pribadi saat merantau, mengakui bahwa ide film SARA terus berubah hingga mencapai tahap syuting.
Baca Juga: Intip Cerita Film Horor Kisah Nyata Terbaru: Vina Sebelum 7 Hari
Namun, apa yang membuat 'SARA' begitu menarik adalah ketika Ismail Basbeth mengakui bahwa plotnya diinspirasi oleh perjalanan hidup Shinta Ratri, pendiri pesantren waria terkenal.
"Saya merasa egois jika hanya membuat film sebagai ajang curhat pribadi. Saya ingin mengangkat isu yang lebih besar, dan ketika Shinta Ratri menerima penghargaan pada 2019, saya merasa terpanggil untuk meramu ide film ini dengan mengusung isu transpuan," ungkap Ismail Basbeth.
Bukan hanya itu, Ismail Basbeth juga membeberkan bahwa sebelum proses syuting dimulai, ia sudah membidik Christine Hakim untuk berperan dalam film ini.
Baca Juga: Momen Ziarah Pemeran Utama: Sentuhan Spiritual dalam Pembuatan Film Vina Sebelum 7 Hari
Menariknya, Asha Darra, pemeran utama 'SARA', direkomendasikan oleh Christine Hakim sendiri.
"Selama prosesnya, saya bercerita pada Bu Christine tentang film ini dan meminta beliau untuk bermain. Meski belum membaca ceritanya, beliau mau.
Lalu, nama Asha muncul karena rekomendasi Bu Christine. Semuanya berjalan bersama-sama, bahkan final draft skenario ditulis di lokasi syuting," tambah Ismail.
Baca Juga: Vina Sebelum 7 Hari: Sinopsis Film Kontroversial yang Membuka Tabir Kekejaman Geng Motor Cirebon!
Dengan pemeran utama yang direkomendasikan oleh Christine Hakim dan inspirasi dari perjuangan Shinta Ratri, 'SARA' diprediksi akan menjadi film yang mengguncang dunia perfilman Indonesia.