informasi

Terowongan Bertingkat Pertama RI Resmi Jadi Kenyataan, Jakarta Bor hingga 28 Meter

Rabu, 19 November 2025 | 13:15 WIB
Mesin bor raksasa canggih asal Jepang yang disebut Tunnel Boring Machine (TBM). (IG @rodapapat)


catatanfakta.com - Jakarta resmi mencetak sejarah setelah terowongan kereta bawah tanah bertingkat pertama di Indonesia berhasil dibangun pada jalur MRT Fase 2A. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebut pencapaian ini lahir dari penggunaan teknologi pengeboran raksasa Tunnel Boring Machine (TBM) yang memungkinkan pengerjaan presisi tanpa mengganggu bangunan di permukaan. “MRT Jakarta Fase 2A menghadirkan terowongan kereta bawah tanah bertingkat pertama di Indonesia,” ujar Pemprov DKI melalui akun resminya, Rabu (19/11/2025).

Terowongan ini berada pada lintasan Stasiun Sawah Besar hingga Mangga Besar, dan dibangun dengan desain stacked tunnel karena minimnya ruang di kawasan Gajah Mada. Keterbatasan itu membuat dua jalur — arah Selatan dan Utara — harus disusun bertingkat di kedalaman hingga 28 meter. Struktur tersebut kini menjadi terowongan serta stasiun MRT terdalam yang pernah dibangun di Indonesia.

Pengerjaan konstruksi memanfaatkan dua mesin TBM berdiameter raksasa yang juga digunakan pada pembangunan MRT Fase 1. Kedua mesin itu bekerja dari sisi utara Stasiun Harmoni menuju selatan Stasiun Sawah Besar. “TBM 1 bergerak di kedalaman 28 meter, sementara TBM 2 di sekitar 10 meter dari permukaan,” jelas pihak MRT Jakarta dalam laporan teknisnya.

Baca Juga: Sinopsis Film Kereta Berdarah: Mencari Jawaban di Antara Terowongan Kegelapan

Setelah dua terowongan awal rampung, kedua mesin akan melanjutkan pengeboran menuju Stasiun Sawah Besar hingga Mangga Besar sepanjang 790 meter. Adapun TBM 1 ditargetkan selesai pada Juni 2026, disusul TBM 2 pada September 2026. Pembangunan seluruh Fase 2A ditetapkan tuntas pada 2029 dengan rute Bundaran HI hingga Kota.

Mesin bor yang digunakan merupakan TBM tipe earth pressure balance yang sudah dikaji sesuai kondisi tanah alluvial clay dan beberapa lapisan diluvial clay serta diluvial sand di jalur fase 2A. “Mesin ini mampu membangun 7,5 hingga 8 meter per hari,” ungkap tim MRT Jakarta yang terlibat dalam proyek. TBM tersebut merupakan produksi Kawasaki Heavy Industries dengan standar pengawasan Jepang yang didatangkan sejak akhir 2021 dalam 48 bagian untuk dirakit langsung di titik pengeboran.

Dengan teknologi yang sama seperti fase sebelumnya, TBM berdiameter mesin 6.800 mm dan panjang shield 8.500 mm itu dipastikan memenuhi pedoman JICA Guideline. Kehadiran terowongan ini pun menandai lompatan besar pembangunan infrastruktur bawah tanah Indonesia yang makin mendekati standar kota maju dunia.

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB