informasi

Lebih Pendek Tapi Lebih Mahal, Ini Penjelasan Ahli Soal Proyek Whoosh

Minggu, 2 November 2025 | 08:00 WIB
Potret Kereta Api Cepat Woosh (@aldyan_fanindya)

catatanfakta.com – Biaya pembangunan kereta cepat Whoosh Jakarta–Bandung kembali jadi sorotan publik setelah dibandingkan dengan proyek kereta cepat Haramain di Arab Saudi. Meski jalur Whoosh hanya sepanjang 142 kilometer, biayanya menembus 7,26 miliar dolar AS (setara Rp119,79 triliun), sementara Arab Saudi mampu membangun rel 1.500 kilometer hanya dengan sekitar 7 miliar dolar AS.

Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PUPR, Taufik Widjojono, menjelaskan, ada dua alasan utama kenapa biaya Whoosh jauh lebih mahal. “Pertama, karena proses pembebasan tanah yang sangat rumit dan mahal. Kedua, teknologi konstruksi yang digunakan di jalur Whoosh lebih kompleks,” ujarnya, dikutip Jumat (24/10/2025).

Menurut Taufik, proyek Whoosh memiliki karakteristik geografis yang jauh berbeda dibandingkan Arab Saudi. Jalur Jakarta–Bandung harus menembus bukit, lembah, serta kawasan padat penduduk. Akibatnya, sebagian besar rel dibangun di atas jembatan layang dan terowongan. “Karena sebagian besar trase dibangun melayang dan menembus gunung, biaya konstruksi per kilometer menjadi sangat tinggi,” ungkapnya.

Baca Juga: Kereta Cepat Whoosh Milik KCIC Terbang Tinggi: 85.000 Tiket Terjual pada Akhir Pekan Idul Adha

Ia menambahkan, struktur layang memang diperlukan untuk menghindari perlintasan sebidang dan mengatasi kondisi geologis yang rumit. Di sisi lain, proyek Haramain di Arab Saudi cenderung lebih mudah karena melintasi gurun datar dengan kepadatan penduduk rendah dan risiko gempa minimal.

Dari sisi komponen biaya, lanjut Taufik, pembangunan Whoosh juga mencakup banyak faktor yang membuat anggaran membengkak, mulai dari studi kelayakan (feasibility study), pembebasan lahan, biaya kontraktor, hingga kebutuhan sistem persinyalan dan rolling stock yang berstandar tinggi. Selain itu, faktor geologis di Indonesia yang rawan gempa dan tanah lunak menuntut struktur anti-gempa dengan fondasi dalam dan kuat.

“Kalau dibandingkan, proyek di Arab Saudi memang lebih panjang, tapi secara teknis lebih sederhana. Di Indonesia, tantangannya berlapis — mulai dari kontur, kepadatan wilayah, hingga faktor risiko bencana,” jelas Taufik.

Baca Juga: Perbandingan Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan: Pilihan Terbaik bagi Penumpang

Dengan segala kompleksitas itu, perbandingan biaya antara Whoosh dan HHR sejatinya tidak bisa diukur dari panjang trase semata. “Tidak adil kalau hanya melihat angka dolar per kilometer tanpa mempertimbangkan kondisi lapangan,” tutupnya.

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB