informasi

Robert Kiyosaki Peringatkan Krisis Global: “Perang Saudara Dimulai, Uang Palsu Akan Runtuh”

Jumat, 13 Juni 2025 | 10:30 WIB
Robert Kiyosaki

Catatanfakta.com -, Jakarta – Robert Kiyosaki, penulis buku keuangan legendaris Rich Dad Poor Dad, kembali membuat pernyataan yang mengejutkan. Melalui unggahan di media sosial X pada 9 Juni 2025, ia menyuarakan kekhawatiran serius mengenai masa depan Amerika Serikat, termasuk potensi pecahnya perang saudara, runtuhnya sistem keuangan global, hingga perubahan besar dalam tatanan ekonomi dunia.

Perang saudara telah dimulai. Penggerebekan ICE di Los Angeles meletus menjadi kekerasan massal. Saya yakin kita dan dunia akan mengalami musim panas yang panjang, panas, dan penuh kekerasan,” tulis Kiyosaki dalam cuitannya, seperti dikutip Jumat (13/6/2025).

Pernyataan tersebut mengundang perhatian luas karena datang dari sosok yang selama dua dekade dikenal sebagai pengamat ekonomi populer, bukan sekadar penulis motivasi finansial. Pandangan Kiyosaki kali ini lebih gelap dan politis, mencerminkan kekhawatiran mendalam terhadap stabilitas sosial dan ekonomi Amerika Serikat.

Baca Juga: YouTube Rajai Layar Televisi, Kalahkan Netflix & Disney di AS

The Fourth Turning: Ramalan Siklus Krisis

Kiyosaki mengaitkan peringatan kerasnya dengan teori The Fourth Turning, konsep historis yang diperkenalkan oleh William Strauss dan Neil Howe. Teori ini menyatakan bahwa setiap 80 hingga 100 tahun, masyarakat akan mengalami siklus krisis besar yang mengguncang sistem yang ada dan melahirkan tatanan baru.

“Perubahan Keempat yang lalu adalah Depresi Besar dan Perang Dunia II, sebelumnya Perang Saudara, dan lebih jauh lagi Revolusi Amerika,” jelas Kiyosaki. “Kini, kita memasuki siklus baru—dan ini akan menjadi transformasi besar.”

Dengan kata lain, Kiyosaki meyakini bahwa dunia tengah berada di ambang perubahan dramatis, dan Amerika Serikat menjadi pusat dari badai ini.

Baca Juga: Rambah Indonesia, ANGEL Hadirkan Teknologi Pemurnian Air Standar Antariksa

Kritik Tajam terhadap Sistem Keuangan

Inti dari kekhawatiran Kiyosaki terletak pada sistem keuangan modern yang berbasis mata uang fiat. Ia menyalahkan bank sentral atas apa yang ia sebut sebagai "legalisasi pencurian kekayaan rakyat" melalui pencetakan uang tanpa dukungan aset nyata.

“Masalah utamanya adalah uang palsu yang dicetak oleh bank sentral. Ini adalah bentuk pencurian yang dilegalkan,” tegasnya.

Ia menggambarkan sistem moneter saat ini sebagai permainan yang dikendalikan oleh segelintir elite perbankan yang terus memperkaya diri di tengah krisis yang melanda rakyat biasa. Inflasi, ketimpangan ekonomi, dan krisis kepercayaan terhadap dolar AS menjadi indikator bahwa sistem ini mendekati batasnya.

Baca Juga: Fraksi PPP Dukung Penuh Rencana Perda Pengelolaan Drainase, Solusi Atasi Banjir dan Tata Pemukiman

Emas, Perak, dan Bitcoin: Solusi Rakyat

Namun di tengah nada muram, Kiyosaki tetap menawarkan jalan keluar. Ia konsisten mengadvokasi aset riil seperti emas, perak, dan Bitcoin, yang menurutnya merupakan bentuk uang sejati yang tidak bisa dimanipulasi oleh pemerintah atau bankir sentral.

Emas dan perak adalah uang Tuhan. Bitcoin adalah uang rakyat,” tulisnya. “Simpan emas, perak, dan bitcoin. Ini adalah jalan menuju kebebasan finansial.”

Pernyataan ini sejalan dengan pesan yang telah ia gaungkan selama bertahun-tahun: hindari utang konsumtif, kuasai literasi finansial, dan bangun perlindungan kekayaan melalui aset yang terbukti tahan krisis.

Baca Juga: Legislator PPP Ini Tak Hanya Duduk di Kantor, Hasani Kawal Pengecoran Jalan Hingga Tengah Malam

Kebebasan Finansial: Bukan Sekadar Uang

Bagi Kiyosaki, perjuangan meraih kebebasan finansial bukan sekadar soal pengelolaan uang—melainkan perjuangan eksistensial untuk merebut kembali kendali atas kehidupan dari sistem yang dianggap manipulatif. Dalam pandangannya, masa depan akan ditentukan oleh siapa yang memegang aset riil, bukan uang cetakan.

"Ini bukan hanya soal investasi. Ini soal bertahan hidup. Saat sistem runtuh, hanya mereka yang siap yang akan berdiri," ujarnya dalam berbagai wawancara sebelumnya.

Pandangan yang Dibagi, Tapi Menggugah

Meski tidak sedikit yang menganggap pernyataan Kiyosaki sebagai alarm berlebihan atau teori konspirasi, tidak dapat dipungkiri bahwa ia mewakili keresahan banyak orang di era ketidakpastian global. Ketimpangan sosial yang makin kentara, inflasi yang membumbung, dan krisis geopolitik yang makin kompleks memperkuat narasi bahwa dunia tengah berubah dengan cepat—dan tidak selalu ke arah yang lebih baik.

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB