Catatanfakta.com -, Jakarta – Sebuah ledakan terjadi di fasilitas penyimpanan bom yang belum meledak di Pangkalan Udara Kadena, Okinawa, Jepang, pada Senin (9/6/2025). Ledakan tersebut melukai empat anggota Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) yang saat itu sedang menjalankan tugas pemeliharaan.
Menurut laporan dari petugas pemadam kebakaran setempat, keempat korban tidak berada dalam kondisi kritis. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. “Tidak ada luka yang mengancam jiwa,” kata Akira Kamiunten, pejabat pemadam kebakaran lokal, kepada AFP.
Kronologi Kejadian
Peristiwa ini terjadi saat sejumlah personel SDF tengah membersihkan karat pada barang-barang yang tersimpan di gudang bahan peledak, untuk menilai kembali apakah item-item tersebut merupakan bom aktif atau sisa perang yang telah dinonaktifkan. Saat proses pembersihan berlangsung, terjadi ledakan mendadak yang melukai keempat petugas.
Baca Juga: Balik Nama Kendaraan Bekas Kini Gratis, Ini Cara dan Rincian Biaya Lengkapnya
“Proses identifikasi bahan peledak sangat berisiko, terutama jika barang-barang tersebut berasal dari masa perang dan telah lama tidak tersentuh,” jelas Kamiunten.
Media lokal seperti Jiji Press dan beberapa saluran berita Jepang lainnya juga melaporkan bahwa tidak ada korban dengan cedera serius. Kementerian Pertahanan Jepang turut mengonfirmasi kejadian ini dan memastikan bahwa situasi telah dikendalikan pasca-ledakan.
Lokasi Strategis dan Sarat Sejarah
Pangkalan Udara Kadena merupakan salah satu instalasi militer paling vital di wilayah Pasifik. Terletak di pulau utama Okinawa, pangkalan ini merupakan bagian penting dari kehadiran militer Amerika Serikat di Asia Timur. Okinawa sendiri menampung sekitar 70% dari total lahan militer AS di Jepang, dengan lebih dari 50.000 personel AS yang bertugas di wilayah tersebut.
Pangkalan-pangkalan militer AS di Okinawa telah lama menjadi sumber ketegangan antara warga lokal dan pemerintah pusat Jepang, termasuk juga dengan otoritas militer AS. Banyak warga Okinawa memprotes keberadaan pangkalan ini karena dampak lingkungan, kecelakaan, dan insiden kriminal yang melibatkan personel militer.
Warisan Perang Dunia II
Okinawa memiliki sejarah kelam sebagai medan tempur paling berdarah di Perang Dunia II antara Jepang dan Amerika Serikat. Dalam Pertempuran Okinawa tahun 1945, lebih dari seperempat populasi sipil di pulau tersebut dilaporkan tewas. Setelah perang berakhir, pulau ini berada di bawah pendudukan militer AS hingga tahun 1972, ketika akhirnya dikembalikan ke Jepang berdasarkan perjanjian bilateral. Namun, keberadaan pangkalan militer AS tetap dipertahankan berdasarkan aliansi pertahanan kedua negara.
Ledakan kali ini mengingatkan kembali pada residu masa lalu yang masih tersisa di wilayah tersebut, seperti bom-bom tak meledak dan bahan peledak aktif yang belum dimusnahkan sepenuhnya. Pemerintah Jepang selama bertahun-tahun telah menjalankan program pembersihan wilayah, namun insiden seperti ini menunjukkan bahwa risiko tetap ada.
Baca Juga: Trump Ngamuk ke The Fed! Desak Suku Bunga Dipangkas Gara-Gara Ekonomi Lesu
Tanggapan Resmi dan Tindakan Lanjutan
Juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti ledakan, termasuk apakah ada prosedur keselamatan yang terlewatkan atau alat pelindung yang gagal berfungsi. Mereka juga memastikan bahwa pengamanan tambahan akan diberlakukan dalam aktivitas serupa ke depannya.
Sementara itu, belum ada komentar resmi dari pihak militer Amerika Serikat yang mengelola Pangkalan Udara Kadena. Namun, kerja sama antara SDF Jepang dan militer AS dalam pengelolaan pangkalan dan fasilitas militer telah menjadi rutinitas, termasuk dalam hal keamanan bahan peledak.