Catatanfakta.com -, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan kritik pedas kepada Ketua The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Trump mendesak agar suku bunga acuan segera diturunkan, seiring dengan tanda-tanda pelemahan ekonomi AS dan kekhawatiran atas dampak tarif dagang yang diberlakukannya sendiri.
Dalam unggahan terbaru di platform Truth Social, Trump menyebut Powell tidak bisa dipercaya dan menyayangkan ketidakmampuan The Fed bertindak cepat.
"Angka ADP keluar, terlambat Powell sekarang harus menurunkan suku bunga. Dia tidak dapat dipercaya. Eropa telah menurunkan sembilan kali," tulis Trump, mengacu pada data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan.
Baca Juga: Awas! 20 Aplikasi di Play Store & App Store Diduga Curi Data Dompet Digital, Ini Daftarnya
Data Ekonomi Lemah Jadi Dalih Trump
Trump merujuk pada laporan ADP (Automatic Data Processing) yang dirilis Rabu (4/6/2025), di mana penciptaan lapangan kerja di sektor swasta AS tercatat hanya bertambah 37.000 pada Mei. Angka itu jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 110.000.
Lebih mengecewakan lagi, data April direvisi turun dari sebelumnya 62.000 menjadi hanya 60.000 pekerjaan baru.
Data ADP ini muncul menjelang laporan ketenagakerjaan resmi dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) yang akan diumumkan Jumat. Biasanya, laporan BLS menjadi rujukan utama The Fed dalam mengevaluasi arah kebijakan moneternya.
Baca Juga: Pelonggaran TKDN oleh Prabowo Disambut Jepang, Investasi Asing Diprediksi Meningkat
Kebijakan Tarif Bikin Dilema
Trump sangat menyukai suku bunga rendah, karena diyakini bisa mengurangi dampak perlambatan ekonomi yang dipicu kebijakan tarif dagangnya sendiri. Tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahannya menyebabkan kenaikan harga barang konsumen dan menurunnya volume perdagangan global.
Namun, situasi ini menjadi dilema bagi The Fed. Di satu sisi, ada tekanan ekonomi. Di sisi lain, kekhawatiran terhadap inflasi masih membayangi.
Ketua The Fed Jerome Powell memilih untuk tetap berhati-hati. Ia menyadari bahwa kebijakan tarif Trump menciptakan ketidakpastian yang sangat tinggi, dan belum ada preseden sebelumnya untuk menjadi referensi. Jika Powell terlalu cepat memangkas suku bunga, ada risiko inflasi kembali melonjak, memperburuk kondisi ekonomi jangka menengah.
Baca Juga: Visa Fast Track Rp16 Juta ala Trump, Cara Baru Masuk AS Lebih Cepat
Trump Vs Powell: Ketegangan yang Tak Reda
Sejak kembali menjabat pada Januari 2025, Trump kembali melancarkan tekanan politik terhadap The Fed, terutama terhadap Jerome Powell yang ia anggap lamban dalam merespons perkembangan ekonomi.
Trump, dari Partai Republik, bahkan secara terbuka mempertanyakan kelayakan Powell sebagai ketua bank sentral, dan beberapa kali menyarankan agar ia mundur. Meski demikian, Trump juga sempat menegaskan bahwa ia tidak akan memecat Powell sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2026.
Serangan-serangan politik ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan pelaku pasar, karena mempertanyakan independensi The Fed di bawah tekanan pemerintahan Trump.
Baca Juga: Gelang Emas Islami, Perpaduan Elegansi dan Makna Spiritual yang Semakin Diminati
Kenapa Trump Doyan Suku Bunga Rendah?
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa Presiden Donald Trump sangat mendukung kebijakan suku bunga rendah:
-
Menstimulus Pertumbuhan Ekonomi
Suku bunga rendah mendorong pinjaman murah bagi dunia usaha dan konsumen, yang dapat menggerakkan perekonomian AS, terutama menjelang tahun pemilu. -
Meredam Dampak Tarif Impor
Dengan kebijakan tarif yang memicu inflasi dan memperlambat perdagangan, bunga rendah bisa menjadi “penyeimbang” untuk menjaga daya beli masyarakat.