informasi

Saham BRIS Ambles 15% dalam Sepekan, Waktu Tepat untuk Koleksi?

Kamis, 5 Juni 2025 | 10:18 WIB
Bank BSI di Medan Dipersoalkan. (dok. Istimewa)

Catatanfakta.com -, Jakarta – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatatkan kinerja mengejutkan pada perdagangan Rabu (4/6/2025) setelah ditutup melemah tajam sebesar 8,27%. Koreksi ini melanjutkan tren negatif selama sepekan terakhir, di mana saham bank syariah terbesar di Indonesia tersebut telah terpangkas hingga 15%.

Penurunan signifikan ini terjadi pasca berakhirnya cum date dividen, yakni batas akhir kepemilikan saham bagi investor yang ingin memperoleh hak atas dividen tahun buku 2024 dari BRIS. Aksi jual yang masif dinilai sebagai strategi investor untuk mengambil keuntungan usai mendapatkan dividen, yang biasa dikenal sebagai aksi profit taking.

Menanggapi penurunan harga saham ini, Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar, menilai bahwa situasi yang terjadi masih dalam batas wajar. Ia menekankan bahwa secara fundamental, kinerja BSI tetap solid dan tidak terganggu oleh fluktuasi harga di pasar saham.

Baca Juga: Mengintip Dapur Film Indonesia Terpopuler Bulan Ini

"Saya kira ini efek dari kondisi makro dan aksi profit taking oleh investor. Wajar saja, apalagi bulan-bulan ini memang biasanya momen pembagian dividen, jadi banyak investor yang ambil untung," ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat BSI di The Tower, Jakarta.

Lebih lanjut, Wisnu menyebut bahwa koreksi tajam yang terjadi justru membuka peluang baru bagi investor untuk masuk kembali ke saham BRIS dengan valuasi yang lebih menarik.

"Dalam dunia investasi, ini biasa. Ketika harga naik tinggi, investor profit taking. Saat turun, ya inilah waktunya untuk buy," lanjutnya.

Baca Juga: Serbuan Layar Netflix: Minggu Ini Ada Apa Saja?

Saham BRIS sendiri pada perdagangan Rabu ditutup di level Rp 2.550 per saham, membawa kapitalisasi pasar perseroan ke angka Rp 117,63 triliun. Jika dibandingkan dengan puncak harga sebelum cum date, penurunan ini cukup dalam dan memicu perhatian pelaku pasar.

Tak hanya BRIS, sejumlah saham perbankan lain juga mengalami koreksi sejak awal Juni 2025. Tekanan terhadap sektor finansial ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi makro global, potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi, serta sentimen negatif dari sektor perbankan global yang turut mempengaruhi bursa domestik.

Meski demikian, sejumlah analis pasar menilai bahwa koreksi saham BRIS bersifat sementara dan teknikal, bukan karena memburuknya fundamental perusahaan. Sebagai salah satu bank syariah dengan pertumbuhan aset, pembiayaan, dan inklusi keuangan syariah yang signifikan, BRIS dinilai masih memiliki prospek cerah dalam jangka menengah hingga panjang.

Baca Juga: Jasa Marga Beri Diskon Tarif Tol 20% di 10 Ruas Strategis, Ini Jadwal dan Daftarnya

Apalagi, dukungan pemerintah terhadap industri keuangan syariah nasional dan peningkatan minat masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah turut memperkuat posisi BRIS sebagai pemimpin pasar.

Dengan kondisi harga saat ini yang sudah terkoreksi cukup dalam, banyak pelaku pasar mulai mempertimbangkan untuk melakukan akumulasi kembali. Namun tentu saja, keputusan investasi tetap harus disesuaikan dengan profil risiko dan strategi masing-masing investor.

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB