Catatanfakta.com -, Jakarta – Suasana hangat terasa di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Matahari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025). Puluhan lansia tampak berkumpul, tidak hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga untuk merayakan Hari Lansia Nasional bersama Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Wihaji.
Di tengah riuh tawa dan obrolan ringan para lansia, Menteri Wihaji hadir membawa semangat baru: menghapus kesepian di masa senja dan menghidupkan kembali harapan bahwa usia lanjut bukan akhir dari segalanya.
“Jangan sampai menua tanpa arti,” tegasnya dalam sambutan yang menyentuh.
Baca Juga: 80 Sapi Kurban Gerindra untuk Sumbar, Bakti Politik di Hari Raya
Menghapus Kesepian, Mengganti dengan Aktivitas Bermakna
Menurut data yang disampaikan Menteri Wihaji, sekitar 11,7% penduduk Indonesia kini tergolong lansia, yakni berusia 60 tahun ke atas. Di balik angka itu, tersembunyi realitas yang kerap tak terlihat: kesepian.
“Masalah utama lansia hari ini hanya satu: kesepian. Maka yang disukai mereka adalah piknik, pengajian, healing-healing, nyanyi-nyanyi,” ujar Wihaji, mengutip hasil riset terkini dari kementeriannya.
Melalui pernyataan tersebut, ia menyentil pentingnya memberikan ruang aktivitas bagi lansia agar tetap merasa dihargai dan diikutsertakan dalam dinamika sosial. Karena itu, Kemendukbangga meluncurkan berbagai program yang menyasar pada aktivitas produktif dan menyenangkan bagi lansia.
Baca Juga: NewJeans Terancam Denda Miliaran jika Tampil Tanpa Izin ADOR, Ini Respons Mereka
Beberapa di antaranya adalah:
-
Sekolah Lansia, untuk pendidikan nonformal dan penyuluhan kebugaran
-
Lansia Entrepreneur, program pemberdayaan ekonomi
-
Bina Keluarga Lansia, kegiatan berbasis komunitas dan dukungan keluarga
Lansia Entrepreneur: Menua dengan Karya
Salah satu program unggulan yang diperkenalkan Wihaji dalam peringatan Hari Lansia adalah Lansia Entrepreneur, yaitu pembekalan keterampilan dan usaha bagi lansia usia 60–65 tahun.
“Mereka akan dibekali program-program yang bisa menambah rezeki. Sehingga meski sudah lansia, mereka tetap produktif, aktif, dan memiliki daya guna,” jelasnya.
Langkah ini bukan semata untuk ekonomi, tetapi juga untuk memperkuat rasa percaya diri dan mengurangi ketergantungan. Banyak lansia yang meski telah pensiun, masih ingin berkontribusi, tapi sering terhalang akses atau keterbatasan informasi.
Baca Juga: Diskon Listrik Batal, ESDM Tak Dilibatkan: Ada Apa dengan Koordinasi Pemerintah?
Panggung Bagi Para Lansia
Dalam acara tersebut, RPTRA Matahari disulap menjadi pasar mini. Lapak-lapak kecil berdiri, menampilkan hasil karya para lansia: tas rajut, aksesori, makanan ringan, dan kerajinan tangan.