informasi

Sentuh Patung Buddha di Borobudur, Macron Picu Kontroversi Kunto Bimo

Sabtu, 31 Mei 2025 | 13:58 WIB
Potret momen Presiden Macron di Candi Borobudur bersama Presiden Prabowo. (Kolase Instagram/prabowo - emmanuelmacron)

Catatanfakta.com -, Jakarta — Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron ke Candi Borobudur, Kamis (29/5), masih ramai diperbincangkan publik. Bukan hanya karena kehadiran tamu negara, tetapi juga karena aksi Macron yang terekam menyentuh arca Buddha di dalam salah satu stupa — tindakan yang disebut-sebut sebagai bagian dari mitos Kunto Bimo.

Tindakan tersebut langsung menyulut perdebatan. Warganet dan berbagai pihak mempertanyakan, mengapa seorang kepala negara bisa melakukan aksi yang kini dilarang untuk wisatawan biasa?

Apa Itu Kunto Bimo?

Menurut akun resmi @konservasiborobudur di Instagram, Kunto Bimo adalah sebuah mitos yang hidup di tengah masyarakat sekitar Candi Borobudur.

Baca Juga: Gadget Budget: Smartphone Paling Cuan di Bawah 3 Juta

Konon, seseorang yang berhasil menyentuh bagian tertentu dari arca Buddha di dalam stupa — seperti jari manis, telapak kaki, atau tumit — akan mendapatkan keberuntungan, bahkan dikabulkan keinginannya.

Mitos ini sudah tersebar turun-temurun dan kerap dilakukan di stupa berlubang berbentuk belah ketupat di teras bundar pertama tingkat ketujuh, yang dikenal sebagai wilayah aruparhatu.

Istilah "Kunto" diyakini berasal dari kata "ngenta-ento" (minta-mendapat), sementara "Bimo" diambil dari tokoh Pandawa yang dikenal pantang menyerah. Dengan begitu, Kunto Bimo bisa dimaknai sebagai semangat gigih untuk meminta dan berharap sesuatu terjadi.

Namun, tidak ada sumber sejarah atau ajaran Buddha yang menguatkan mitos ini, sehingga Kunto Bimo tetap dikategorikan sebagai cerita rakyat tanpa dasar keagamaan yang sahih.

Baca Juga: Mindset Miliarder: Buku & Podcast Favorit Para Entrepreneur Muda Jakarta

Larangan dan Kontroversi

Seiring waktu, pihak konservasi mulai melarang praktik Kunto Bimo demi menjaga keutuhan struktur candi yang telah berusia lebih dari 1.200 tahun. Selain alasan religius, aktivitas ini dinilai merusak stupa karena pengunjung sering memanjat dan menginjak area suci untuk bisa mencapai arca.

Larangan ini berlaku ketat bagi pengunjung umum — sehingga banyak yang mempertanyakan mengapa Emmanuel Macron justru diperbolehkan melakukan tindakan serupa. Bahkan, momen tersebut diabadikan dan dibagikan oleh akun resmi Sekretariat Kabinet @sekretariat.kabinet.

"Simbol sakral itu bukan untuk disinggahi demi keberuntungan pribadi," tulis seorang warganet. “Ini bukan sekadar soal budaya, tapi juga penghormatan terhadap warisan dunia.”

Baca Juga: Tech Life Hack: 7 Aplikasi yang Bikin Hidup Anak Jakarta Lebih Efisien

Figur Lain Pernah Melakukannya

Macron bukan satu-satunya tokoh penting yang pernah mencoba Kunto Bimo. Sebelumnya, Putra Mahkota Jepang Fumihito dan Miss Universe 2009 Stefanie Fernandez juga sempat melakukan ritual serupa.

Namun di tengah upaya konservasi dan edukasi terhadap warisan budaya, aksi semacam ini makin disorot dan dikritik. Terutama bila dilakukan secara terbuka oleh tokoh internasional.

Pentingnya Edukasi dan Etika Wisata Budaya

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya edukasi budaya dan etika berwisata di situs-situs bersejarah. Borobudur bukan sekadar destinasi wisata, tapi juga simbol spiritual dan warisan budaya dunia yang harus dijaga bersama.

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB