“Masalahnya bukan di mana kamu healing, tapi apa yang kamu benahi dari dalam,” jelas Livia. “Kalau akar stresnya tidak dikenali, maka healing hanya jadi hiburan, bukan pemulihan.”
Baca Juga: Geng Mewah Kopdar, Komunitas Mercedes-AMG Pamer Gaya di Jantung Jakarta
Apa yang Bisa Dilakukan Anak Muda Jakarta?
Tak mudah memang hidup di era digital, apalagi di Jakarta yang menuntut kecepatan dan pencitraan. Tapi ada beberapa hal yang bisa jadi titik awal menjaga kesehatan mental:
-
Sadari bahwa media sosial adalah ilusi terkurasi.
-
Batasi waktu online dan buat waktu ‘detoks digital’.
-
Utamakan koneksi nyata dibanding validasi digital.
-
Berani bilang capek, dan cari bantuan profesional bila perlu.
-
Jalani healing bukan untuk tampil keren, tapi untuk pulih dengan jujur.
Catatan Akhir: Jakarta Tak Akan Melambat, Tapi Kamu Boleh Berhenti Sebentar
Hidup di Jakarta era digital memang menantang, tapi bukan berarti harus terus berlari tanpa henti. Di antara ribuan story dan jutaan likes, ada satu hal yang layak kamu jaga: kewarasan diri sendiri.
“Karena di ujung hari, yang paling penting bukan siapa yang paling sering update, tapi siapa yang paling bisa berdamai dengan hidupnya,” tutup Livia.