catatanfakta.com - Di tengah perkembangan pesat teknologi, konsep kerelawanan mengalami pergeseran signifikan. Jika sebelumnya aktivitas relawan identik dengan turun langsung ke lapangan, kini dunia digital membuka kesempatan bagi siapa saja untuk berkontribusi tanpa harus meninggalkan rumah.
Fenomena ini dikenal sebagai relawan digital atau online volunteering, yang semakin diminati oleh berbagai kalangan.
Menurut laporan dari Repsigama Psikologi UGM, kerelawanan digital telah menjadi tren baru yang memungkinkan individu terlibat dalam kegiatan sosial melalui dunia maya.
Baca Juga: Usai Perayaan Tahun Baru, Relawan Clean The City bersih bersih di Alun-alun Kota Bogor
“Internet memungkinkan orang untuk melakukan berbagai kegiatan sukarela dari mana saja, selama mereka memiliki akses ke perangkat yang terhubung ke jaringan,” ungkap seorang perwakilan dari organisasi tersebut.
Relawan digital memiliki fleksibilitas yang tinggi, memungkinkan mereka membantu berbagai organisasi tanpa kendala geografis. Salah satu contoh sukses datang dari Elizabeth dan Tim, pasangan yang menggunakan internet untuk mengumpulkan peralatan olahraga bagi anak-anak di Zambia.
Kisah mereka membuktikan bahwa batasan jarak bukan lagi penghalang untuk menebar kebaikan.
Baca Juga: 7 Aplikasi AI Canggih: 'Mata Digital' yang Membantu Tunanetra Mandiri
Manfaat dan Tantangan Online Volunteering
Kerelawanan digital menawarkan banyak keuntungan. Salah satunya adalah inklusivitas yang lebih luas, di mana individu dengan keterbatasan mobilitas atau disabilitas tetap dapat berkontribusi dalam berbagai aksi sosial.
Dengan hanya bermodal koneksi internet, mereka bisa terlibat dalam kampanye sosial, menulis artikel edukasi, mengelola media sosial organisasi, hingga mengajar secara online.
Namun, tantangan tetap ada. Menurut Phirangee & Malec (2020), interaksi terbatas antara relawan dapat menyebabkan kurangnya rasa kebersamaan dan koordinasi yang efektif. Selain itu, kendala teknis seperti koneksi internet yang tidak stabil juga bisa menjadi hambatan, terutama di daerah dengan infrastruktur digital yang belum memadai.
Baca Juga: Kecanduan Gadget Mengancam Kesehatan Mental: Saatnya Melakukan Digital Detox!
Langkah Mudah Menjadi Relawan Digital