Sunarso menekankan bahwa BRI akan terus membagikan dividen dan meningkatkan rasio pembayaran dividen yang optimal karena perusahaan memiliki jumlah modal yang cukup kuat.
Secara spesifik, BRI memiliki tambahan modal sebesar Rp 41 triliun yang berasal dari right issue pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) dan rasio kecukupan modal BRI tercatat mencapai 25,13% pada akhir Triwulan II tahun 2024.
Dengan modal yang kuat, perusahaan tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modalnya, dan karena itu Sunarso yakin bahwa setiap laba yang dihasilkan oleh BRI dapat dibagikan sebagai dividen.
Pada kesempatan terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membicarakan tentang target dividen sebesar Rp 90 triliun pada tahun 2025.
Namun, Thohir menyadari bahwa setoran dividen BUMN ke kas negara tidak tergantung hanya pada peningkatan laba, tetapi juga pada peningkatan kinerja dan efisiensi perusahaan melalui pengelolaan modal yang baik atau good corporate governance (GCG).
Dalam hal ini, pihaknya juga akan terus mendorong perusahaan BUMN untuk mempertahankan performa keuangan yang solid dan terus memberikan kontribusi bagi kemajuan negara dan kesejahteraan rakyatnya.
Kesuksesan BRI dalam menciptakan nilai ekonomi dan social value sekaligus merupakan contoh kinerja terbaik di antara perusahaan BUMN lainnya.
BRI diharapkan terus memberikan kontribusi besar bagi pembangunan Indonesia dalam waktu yang akan datang.