catatanfakta.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak umat Buddha di seluruh Indonesia untuk merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak.
Ia menawarkan Waisak sebagai momentum untuk merajut kembali kerukunan pasca pemilu yang beragam dinamika sosialnya.
Gus Men mengajak umat Buddha untuk bertindak sebagai agen pembangunan dan memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan bangsa ke depan.
Baca Juga: Holding Bumn In Journey Siap Dukung Road To Waisak Di Brobudur
Menurutnya, kerukunan penduduk Indonesia adalah pra syarat dasar bagi pembangunan bangsa. Gus Men mempertahankan bahwa tema peringatan Waisak 2568 BE, yaitu “Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, dan Bahagia”, sangat relevan dengan situasi bangsa saat ini.
Ia juga menekankan bahwa kesadaran mengenai keberagaman adalah penting untuk merawat bidang harmoni dan kerukunan sosial di negara.
Di hari suci Waisak, umat Buddha di seluruh dunia memperingati tiga peristiwa penting dalam sejarah kehidupan Buddha Gautama. Tri Suci Waisak mengingatkan Umat Buddha bahwa kerukunan diantara masyarakat adalah kunci penting kebahagiaan yang abadi.
Baca Juga: Masjid Atta'awun: Simbol Kerukunan dan Keindahan Arsitektur di Tengah Puncak Bogor
Pengenangan akan perjuangan Guru Agung Buddha Gautama dalam menemukan Dhamma Kebenaran Mulia membawa umat manusia kepada kebahagian dengan mengatasi berbagai penderitaan dalam hidup.
Kebenaran Mulia tersebut dibagi menjadi empat, yaitu kebenaran mulia atas penderitaan, kebenaran mulia atas sebab penderitaan, kebenaran mulia atas jalan lenyapnya penderitaan, dan kebenaran mulia lenyapnya penderitaan.
Peringatan suci ini memiliki pesan yang mendalam dan relevan: kita harus menjaga kerukunan dan harmoni sosial, meskipun setelah peristiwa besar dan penting dalam sejarah kehidupan sosial, seperti pemilu.
Baca Juga: Libur Panjang, Kereta Api Indonesia (KAI) Diserbu Penumpang
Kondisi sosial dan kemajemukan di Indonesia menjadikan kerukunan menjadi kunci dalam bidang pembangunan. Hal ini menjadi keriuhan setelah tahun-tahun konflik yang merusak dan menghancurkan bangsa. Umat Buddha dan semua komunitas agama di seluruh Indonesia harus terus memelihara harmoni sosial dan kerukunan sebagai landasan pembangunan yang nyata.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kerajaan Thailand, yang menyambut perayaan Buddha menjelang perayaan Waisak. Dalam pesan raja dalam pidato hari kebangsaan, Raja Vajiralongkorn menekankan perlunya memperkuat kerukunan antar umat beragama.