Catatanfakta.com - Perilisan dua film, Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur, pada tanggal 11 April 2024, telah memicu persaingan sengit di antara para penonton.
Namun, menurut pengamat perfilman Hikmat Darmawan, pertarungan antara pendukung kedua film Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur tersebut justru memiliki dampak positif.
Kedua film Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur tersebut berhasil menarik perhatian penonton secara signifikan, dengan masing-masing mencatatkan lebih dari dua juta penonton per Rabu (17/4).
Meskipun adanya perdebatan sengit di media sosial antara para penggemar, hal ini justru dianggap menguntungkan bagi pihak studio.
Hikmat menjelaskan bahwa dalam era ekonomi perhatian saat ini, di mana media sosial menjadi pusat percakapan utama, kontroversi seperti ini dapat memicu peningkatan minat dan perhatian terhadap film-film tersebut.
Meskipun awalnya mungkin dimulai sebagai strategi pemasaran, percakapan tersebut kemudian berkembang secara organik dan menjadi viral.
Baca Juga: Lebaran Seru Di Rivera Bogor Akan Ada Wahana Baru
Menurut Hikmat, asalkan kontroversi tersebut tidak mengarah pada penolakan atau pembatalan film seperti kasus sebelumnya, maka hal tersebut dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi kedua pihak.
Dia juga menekankan pentingnya bagi para kreator untuk tetap tenang dan terbuka terhadap kritik yang mereka terima di media sosial.
Badarawuhi di Desa Penari, meskipun masih berdasarkan cerita dari semesta SimpleMan, telah menjadi sorotan dengan penggarapan yang berbeda oleh Kimo Stamboel.