Catatan Fakta - Peningkatan arus perputaran uang selama periode Lebaran kerap terjadi, namun, sorotan kini tertuju pada ketidakmeratanya distribusi sumber perputaran tersebut. Sebuah laporan baru dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia mengungkapkan bahwa hanya kelompok tertentu dengan penghasilan tetap yang aktif bertransaksi, sementara banyak kelompok menengah bawah berkutat memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Direktur Eksekutif CoRE Indonesia, Mohammad Faisal, "Ini penyebarannya tidak merata. Jadi, banyak ditopang oleh kelas menengah atas yang masih punya daya beli kuat, mereka masih spending, dapat THR untuk mudik, wisata, belanja barang-barang." Namun, kelas menengah bawah kini menjadi pusat perhatian karena tekanan yang mereka hadapi dari berbagai sisi.
Tekanan terhadap kelas menengah bawah terutama berasal dari upah riil yang mengalami kontraksi atau penurunan. Turunnya upah riil mempengaruhi kemampuan belanja mereka secara signifikan. "Pada 2023 itu hampir semua sektor turun, sementara kita tahu inflasi pangan kemarin sangat tinggi dan membuat kelas menengah bawah ini memiliki keterbatasan untuk spending," jelas Faisal.
Ketidakmeratanya sumber perputaran uang pada Lebaran tahun ini juga disebabkan oleh kecenderungan masyarakat menengah bawah untuk menahan konsumsi. "Kemungkinan kalau mereka dapat THR, itu dipakai untuk ditabung, atau bayar utang. Ini ada kesenjangan dalam hal konsumsi, mobilitas, dan dalam hal spending antara kelas menengah atas dengan menengah bawah," tambah Faisal.
Dengan situasi ini, perhatian terhadap kelas menengah bawah menjadi sangat penting. Tindakan yang tepat perlu diambil untuk mengatasi tekanan yang mereka hadapi agar perputaran uang bisa merata dan berdampak positif bagi semua lapisan masyarakat. Kabar ini diharapkan mampu menggerakkan kesadaran dan aksi untuk menciptakan keadilan ekonomi yang lebih luas di tengah masyarakat.