Catatan Fakta - Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, tenggelam dalam kabut asap menyusul meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Natuna mengonfirmasi bahwa hingga 25 Maret 2024, luas karhutla mencapai rekor mencengangkan, mencapai 424,35 hektare.
Menurut Zulheppydi Natuna, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Natuna, jumlah tersebut melampaui angka tahun sebelumnya yang hanya 132 hektare. "Ini benar-benar luar biasa! Luas lahan yang terbakar lebih besar dari tahun sebelumnya. Seperti halnya drama tanpa akhir, kebakaran melanda wilayah kita," ujarnya dengan nada prihatin.
Kecamatan Bunguran Batubi menjadi pusat perhatian, dengan karhutla merajalela mencapai 240 hektare. Meskipun demikian, berita baiknya adalah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Tapi, ada kabar lebih buruknya lagi! Menurut prakirawan Stasiun Meteorologi Ranai, Resa Fahlevi, Natuna memasuki musim peralihan. "Bulan depan, kita akan berada dalam pelukan hujan. Namun, kondisi saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian. Kabut asap melayang-layang di langit Natuna, menyebabkan keresahan bagi warga," tambahnya.
Dalam situasi ini, BPBD memberikan peringatan serius kepada masyarakat untuk tetap waspada. "Jangan remehkan potensi cuaca ekstrem! Kita bisa terjebak dalam putaran api dan asap jika tidak waspada," ungkap Zulheppydi Natuna dengan nada serius.
Sementara itu, data hotspot selama beberapa tahun terakhir menunjukkan wilayah-wilayah yang rentan, termasuk Bunguran Barat, Bunguran Batubi, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, dan Bunguran Timur Laut.
BPBD dan BMKG meminta kerjasama masyarakat dalam memantau perkembangan cuaca dan menghindari aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan. "Kita semua berada dalam peran penting untuk menjaga Natuna dari bencana yang mengintai," tegas Zulheppydi Natuna.
Dengan kabut asap yang menyelimuti Natuna, harapan terletak pada kesadaran bersama untuk melindungi lingkungan dan keamanan wilayah ini dari ancaman karhutla yang mematikan.