Sejarahnya bermula dari para kolektor prangko yang berkumpul di Batavia (Jakarta) pada 29 Maret 1922, yang kemudian mendirikan klub filateli dengan nama "Postzegelverzamelaars Club Batavia".
Baca Juga: Prejudis Di Indonesia: Bentuk dan Dampaknya pada Masyarakat
Organisasi tersebut berkembang pesat dan akhirnya berubah menjadi Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) sejak 1985 dan hingga kini.
Pentingnya peringatan Hari Filateli Nasional ini terletak pada bagaimana para penggemar prangko dan meterai bisa terus memperkaya pengetahuan dan mengapresiasikan tentang perkembangan prangko dari waktu ke waktu.
Adanya hari libur nasional ini juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pemegang koleksi prangko dan meterai, karena Indonesia memiliki sejarah prangko yang unik dan menarik.
Baca Juga: Batas Akhir Pembelian Pelatihan Kartu Prakerja Gelombang 64, Cara Membelinya
Banyak sekali koleksi prangko dan meterai yang mempunyai nilai estetika dan sejarah sendiri bagi masyarakat Indonesia.
Keberadaan koleksi tersebut turut menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa dan budaya Indonesia.
Dengan koleksi prangko dan meterai yang dimiliki oleh para penggemar filateli Indonesia, orang Indonesia dan dunia dapat melihat negara ini dari sisi lain yang mungkin belum pernah mereka ketahui.
Hari Lahir KAMMI dan Peran Mahasiswa Aktif di Indonesia
Baca Juga: Rahasia Tanda Lolos Program Kartu Prakerja 2024: Ini Cara Cek Kelulusan dan Manfaatnya!
Tanggal 29 Maret juga diperingati sebagai Hari Lahir KAMMI, organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.
KAMMI terbentuk pada 29 Maret 1998 di Malang karena keprihatinan akan krisis nasional di Indonesia pada tahun itu.
KAMMI lahir dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam FSLDKN (Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Nasional) yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Baca Juga: Bos Pertamina Menjamin Stok BBM Melimpah untuk Mudik Lebaran 2024