Catatanfakta.com - Umat Islam dalam dua bulan ke depan akan memasuki bulan Ramadan, yang menandai dimulainya puasa pertama tahun 2024.
Keputusan awal puasa ini tidak hanya menjadi sorotan bagi individu muslim, tetapi juga menjadi perhatian pemerintah dan organisasi Islam terkemuka seperti Muhammadiyah.
Menurut hukum Islam, menjalankan puasa Ramadan adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah baligh dan berakal.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Dorong Generasi Muda Maksimalkan Potensi Digital
Sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Jawad Mughniyah dalam kitab Al-Fiqh 'ala al-madzahib al-khamsah, mukalaf, yaitu orang yang sudah baligh dan berakal, diwajibkan menjalankan puasa.
Para ulama mazhab sepakat bahwa orang gila tidak wajib puasa, dan jika mereka melakukannya, puasanya dianggap tidak sah.
Anak kecil, meskipun tidak diwajibkan berpuasa, namun jika mereka melakukannya, puasanya dianggap sah dengan syarat sudah mumayiz.
Baca Juga: Raih Berkah Ramadhan dengan 3 Amalan Utama yang Memikat Hati Umat Islam
Hukum kewajiban puasa Ramadan dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 183, di mana Allah SWT berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Penetapan awal puasa Ramadan di Indonesia dilakukan melalui metode rukyat dan hisab, sebagaimana amanat fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004.
Puasa Ramadan dikerjakan dalam 29 atau 30 hari, tergantung pada posisi bulan pada saat matahari terbenam pada tanggal 29 dalam kalender Hijriah.
Baca Juga: Raih Berkah Ramadhan dengan 3 Amalan Utama yang Memikat Hati Umat Islam
Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Agama, akan menetapkan awal puasa pertama 2024 setelah menggelar sidang isbat.
Metode yang digunakan mencakup rukyat dan hisab, dengan mempertimbangkan hasil hisab posisi hilal berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).