informasi

Dua posisi tidur yang tidak dianjurkan bagi penderita GERD

Selasa, 21 November 2023 | 02:33 WIB

 

Catatanfakta.com -- GERD atau penyakit refluks gastroesofageal adalah suatu kondisi umum yang menyebabkan rasa terbakar di perut dan terkadang di dada. Gejalanya seringkali bertambah buruk saat berbaring atau membungkuk. Menurut The Sleep Doctor, pasien GERD mungkin merasakan sensasi terbakar di leher atau mulas saat tidur atau mencoba untuk tidur. Untuk meringankan gejalanya, penting untuk memperhatikan beberapa posisi tidur yang tidak dianjurkan saat terjadi penyakit asam lambung.

Tidur Telentang Tidur telentang bisa berdampak buruk bagi penderita GERD. Menurut The American Journal of Gastroenterology, penelitian menunjukkan bahwa tidur telentang dapat menyebabkan refluks asam lebih sering terjadi. Oleh karena itu, posisi ini sebaiknya dihindari terutama bagi penderita GERD yang memiliki berat badan berlebih karena berbaring telentang dapat meningkatkan tekanan pada perut. Untuk mengatasinya, American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology (AAAAI) menyarankan untuk memposisikan kepala lebih tinggi dari kaki sebanyak 6-8 inci.

Selain itu disarankan juga untuk menghindari berbaring 2-3 jam setelah makan, menurunkan berat badan, mengurangi asupan kafein, berhenti merokok, dan makan ringan sebelum tidur untuk mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Baca Juga: Tips untuk Mengatasi Masalah Jerawat pada Kulit Wajah

Tidur Miring ke Kanan Selain posisi terlentang, pasien GERD juga tidak dianjurkan tidur dengan posisi berbaring miring ke kanan saat terjadi refluks asam. Posisi ini dapat mengendurkan otot sfingter dan meningkatkan risiko naiknya asam lambung. Selain itu, tidur miring ke kanan dapat memperburuk gejala lain seperti batuk dan tersedak. Untuk mengatasinya, posisikan tubuh miring ke kiri untuk mengurangi risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Jika Anda mengalami gejala GERD, hindari tidur dengan posisi terlentang dan menyamping ke kanan. Untuk mengatasi gejala GERD, Anda dapat mengatur porsi makan dan waktu makan, berolahraga ringan, menghindari pakaian ketat serta makanan dan minuman yang memiliki rasa kuat. Jika gejala GERD terus berlanjut dan berlangsung lebih dari dua minggu, sebaiknya konsultasikan dan buat janji temu dengan dokter spesialis gastroenterologi. Dokter akan memberikan pengobatan dan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Jangan menunggu sampai nanti karena GERD yang tidak diobati bisa memicu masalah serius seperti penyempitan, radang tenggorokan, maag, bahkan kanker esofagus. Dengan menerapkan posisi tidur dan gaya hidup yang benar, Anda dapat membantu meringankan gejala GERD dan mencegah kondisinya semakin parah.

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB