Catatanfakta.com - Semarang,- Dunia maya digemparkan oleh surat permintaan seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang dilaporkan bunuh diri.
Kejadian tragis ini telah memunculkan berbagai spekulasi dan perasaan yang mendalam di kalangan masyarakat dan rekan-rekan mahasiswa.
Untuk mengidentifikasi maksud sebenarnya di balik surat tersebut, kami berbicara dengan seorang pakar psikologi yang merinci beberapa aspek yang perlu dipahami.
Baca Juga: Unnes Mengajak Mahasiswa untuk Melakukan Konseling Ketika Merasa Tertekan
Surat permintaan tersebut, yang tersebar luas di media sosial, menyoroti kondisi emosional yang memprihatinkan dan perasaan putus asa yang dirasakan oleh mahasiswa tersebut.
Namun, pakar psikologi, Dr. I Gusti Putu Sukma, menekankan perlunya hati-hati dalam mengevaluasi surat tersebut.
Menurut Dr. Sukma, "Kami tidak boleh meremehkan keseriusan isu ini, tetapi juga harus menghindari kesimpulan yang terlalu cepat.
Surat permintaan ini mengungkapkan penderitaan yang dalam, dan kami harus memahami bahwa seseorang yang mencapai titik seperti ini butuh dukungan dan perhatian serius."
Pakar psikologi ini juga menyoroti pentingnya mendekati isu seperti ini dengan empati dan perasaan serta menawarkan saran bagi siapa pun yang mungkin berada dalam situasi yang serupa.
Baca Juga: Kedokteran Menjadi Jurusan Yang Punya Persaingan Ketat di UNNES
"Yang paling penting adalah mendengarkan dan memberikan dukungan, baik kepada individu yang merasa terdesak maupun teman-teman atau keluarga mereka."
Dia juga menambahkan bahwa pihak berwenang dan institusi pendidikan perlu meningkatkan kesadaran akan isu kesehatan mental dan menawarkan layanan konseling yang lebih mudah diakses bagi mahasiswa.