Catatanfakta.com - Jakarta, 12 Oktober 2023 - Bung Karno, yang dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan, selalu memikat hati masyarakat dengan kisah-kisah menarik dalam perjalanan sejarahnya.
Salah satu kisah yang patut diingat adalah ketika ia menandatangani Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966.
Pada momen bersejarah ini, ada laporan yang menyebutkan bahwa Soekarno menghadapi ancaman senjata api.
Baca Juga: Cara Mudah Mengepel Lantai agar Lantai Tetap Bersih dan Wangi dalam Waktu Lama
Kesaksian mengenai insiden ini kini dibagikan oleh Soekardjo Wilardjito, yang dulunya adalah ajudan mantan Presiden Soekarno.
Soekardjo Wilardjito telah memberikan kesaksian bahwa Bung Karno mungkin menghadapi ancaman senjata api ketika ia menandatangani Supersemar. Informasi ini sesuai dengan yang dibagikan oleh akun TikTok @rizky_aul pada Selasa, 10 Oktober 2023,
yang menjelaskan bahwa Soekardjo Wilardjito akhirnya dihukum penjara selama 14 tahun setelah memberikan kesaksian yang kontroversial.
Baca Juga: Ferdinand Sinaga, Striker Utama Persebaya Surabaya, Menuju Liga 2 Persiraja Banda Aceh!
Pada waktu itu, Soekardjo Wilardjito tidak pernah terlibat dalam aktivitas kriminal. Namun, nasibnya berubah menjadi tragis setelah ia memberikan kesaksian tentang ancaman yang dialami oleh Presiden Soekarno.
"Beginilah kisah bekas ajudan Soekarno yang akhirnya dihukum penjara selama 14 tahun, meskipun tidak pernah terlibat dalam kejahatan apapun," kata narator dalam video TikTok tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Hops.ID pada Selasa, 10 Oktober 2023.
"Ia adalah Soekardjo Wilardjito, dan ia dihukum penjara setelah menyaksikan Soekarno menghadapi ancaman senjata ketika menandatangani Supersemar," tambahnya.
Perlu dicatat bahwa Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) adalah perintah yang diberikan oleh Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Keamanan (Kopkamtib).
Surat ini memberi wewenang kepada TNI untuk menjaga keamanan dan ketertiban negara di bawah pimpinan Soekarno.