informasi

Langkah Strategis Redam Potensi Konflik Sosial Keagamaan

Selasa, 12 September 2023 | 11:00 WIB
ilustrasi Strategi Meredam Konflik Sosial Keagamaan (pixabay-Tumisu)

Catatanfakta.com - Apakah Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman agama yang tinggi dapat memastikan kerukunan beragama?

Contoh kasus perbedaan keagamaan di sekitar kita seringkali memicu ketegangan dan konflik.

Bagaimana langkah-langkah strategis dapat digunakan untuk meredam potensi konflik sosial keagamaan?

Baca Juga: Memahami Konflik Melalui Lensa Sosiologi: Menjelajahi Dinamika yang Tersembunyi

Pengertian dan Penjelasan

1. Keragaman Agama di Indonesia
Negara Indonesia kaya akan keragaman agama. Agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu ada di sini, bersama dengan berbagai kepercayaan tradisional. Namun, keragaman ini, jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber konflik sosial.

2. Mengapa Potensi Konflik Keagamaan Ada?
Keragaman agama dapat menjadi sumber ketidaksepahaman dan ketegangan. Ketidaksetaraan dalam perlakuan, perbedaan keyakinan, atau manipulasi politik dapat memicu konflik berbasis agama. Misalnya, perbedaan pandangan antara kelompok agama dalam isu-isu sosial atau politik tertentu.

Baca Juga: Polisi Identifikasi 12 Kabupaten Rawan Konflik Pemilu 2024: Upaya Antisipasi Polda Papua

3. Langkah Strategis: Sistem Peringatan Dini
Kementerian Agama RI, melalui Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais), mengusulkan program manajemen sistem peringatan dini untuk konflik sosial berdimensi keagamaan. Program ini bertujuan untuk mencegah konflik sebelum berkembang menjadi lebih serius.

4. Landasan Hukum
Program ini didasarkan pada Undang-Undang Penanganan Konflik Sosial dan peraturan terkait lainnya. Ini memberikan kerangka hukum yang kuat untuk mengidentifikasi dan mengatasi konflik sosial berdimensi keagamaan sesuai dengan prinsip-prinsip penanganan konflik yang ditetapkan oleh negara.

5. Peran Aktor Layanan Keagamaan
Program ini melibatkan berbagai aktor layanan keagamaan, termasuk ormas Islam, Majelis Taklim, penyuluh agama Islam, penceramah, lembaga seni dan budaya Islam, dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ). Mereka memiliki peran penting dalam mendeteksi, mencegah, dan meredam konflik sosial berdimensi keagamaan.

Baca Juga: Jawa Barat Genjot TOT Satu Data Keagamaan 2022

6. Analisis Rancangan Program
Pendekatan SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results) digunakan untuk menganalisis rancangan program ini. Ini mencakup kekuatan Direktorat Penerangan Agama Islam, peluang yang ada dalam regulasi dan kolaborasi, aspirasi aktor terlibat, serta hasil yang diharapkan dari program ini.

7. Proyeksi Program
Program ini memiliki jangka waktu pendek dan menengah. Pada tingkat pendek, program akan mencakup penerbitan modul, pelatihan, dan kompilasi buku moderasi beragama. Pada jangka menengah, program akan fokus pada penerbitan peraturan, integrasi dengan rencana kerja tahunan, dan memperkuat kolaborasi dengan instansi terkait.

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB